--> Skip to main content

Misteri Janda Kembang Part 3

Hallo sobat pembaca semua, pasti sudah menunggu kelanjutan misteri janda kembang ke 3 bukan? Jika ya, selamat! Karena admin akan meneruskan perjalanan para Komunitas Koperasi yang sangat langka dan fenomenal ini.

Ada yang tahu arti Koperasi? Jika tidak tahu admin kasih tahu, yaitu "Komunitas Pecinta Rondo Anak Siji". Baiklah agar tidak menunggu terlalu lama kita teruskan perjalanan Satria yang sedang asyik makan nasi bebek.

Gadis Misteri 3


Dan satu hal lagi, jangan lupa siapkan kopi dan beberapa potong pisang goreng ya, biar membaca anda jadi lebih seru dan mengasyikkan 😂

Malam ini waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib. Satria yang sedang makan nasi bebek kesukaannya didekati seorang wanita cantik. perempuan berambut panjang sebatas pinggul dan tubuhnya tinggi semampai itu mengajak ngobrol.

"Ehem..ehem.."

"Sepertinya ini jahe (janda herang), guman satria" 😂

Wanita tersebut memperkenalkan dirinya Ana. Mereka berdua terlihat akrab, mungkin merela berdua sama-sama memiliki keahlian yang sama yaitu Raja gombal dan Ratu gombal. 😅

“Mas, bisa tolong antarkan aku ke tempat kondangan di Desa Lawang Ghoib?” pintanya. 

Satria hanya terdiam menatap wajah cantik perempuan itu. Dalam hatinya sebenarnya ia malas mengantarkannya, tapi ia tidak ingin mengecewakan Ana. Akhirnya satria pun tidak mau menolak Rezeki. Seperti halnya kucing dikasih ikan pasti tidak akan menolak. Lagian desa tersebut masih tetangga dari desa Keramat Jaya tempat tinggalnya. 

“Tolonglah Mas, yang punya hajat sahabat baikku, dan... Ini sudah malam, susah nyari angkutan mas!!” kata perempuan itu manja sembari mengedipkan matanya menggoda. 

“engg... Oke deh, ayo naik!!” kata Satria yang kini mulai berpikir yang bukan-bukan. 

Perempuan itu lalu naik ke mobilnya. Tangan mulus perempuan itu terlihat begitu indah. Darah Satria mulai membara, dia merasakan seolah jiwanya kembali muda. Dengan senyum simpul dibibirnya, dia membayangkan hal yang bukan-bukan. 😏

●●●●●● 

“Jangan ngebut Mas santai aja,” Suara perempuan yang ikut didalam mobil Satria.

“Namanya teman yang nikahnya siapa Mbak dan rumahnya di gang apa?” Satria mulai cengengesan. 😁

"Ah, tidak usah panggil mbak! Masih kaku saja mas ini!"

“Panggil aja aku Ana, tapi jangan pakai Mbak. Umurku baru dua puluh dua tahun Mas. Rumahku jauh mas” katanya. 

“Mengapa pergi sendirian?” Tanya Satria mengintrogasi. 

“Aku belum punya pacar Mas. Aku ini janda, hihihi” jawabnya. 

"Wah.. Pas banget ya, dugaanku, guman Satria" 😏

Meskipun ada perasaan ngeri ketika wanita tadi tertawa, tapi Satria membuangnya jauh-jauh perasaan tersebut karena dia pikir kapan lagi bisa berduaan dengan wanita secantik ini. 

“lalu... Anaknya berapa?” Lanjut Satria. 😜

“Enggak punya anak Mas. Suamiku meninggal dua tahun lalu korban kecelakaan lalu lintas. Sejak suamiku meninggal aku menjanda, dan... Mas sendiri sudah punya isteri!” Wanita ini balik bertanya. 

“Sud... Eh belum” jawab Satria berdusta. 😓

Saking enaknya mengobrol, tak terasa perjalanan sudah hampir tiba di tempat tujuan. Begitu memasuki Desa Lawang Ghoib, disana terlihat ramai tamu undangan keluar masuk menuju ke tempat pesta. Tapi yang membuat Satria terheran, padahal tadi saat dia melewati desa itu terlihat sepi. Mengapa sekarang terlihat ramai. Tapi pertunjukan Musik Electone yang menyemarakkan acara tersebut membuat Satria terlena dan larut dalam suasana gembira. 

●●●●●● 

Kedatangan Ana disambut peluk cium penyambut tamu. Satria diperkenalkan sebagai pacar barunya. Pemuda itu hanya senyum-senyum saja. 

“Mas tunggu di sini sebentar ya, Ana mau menemui pengantin wanita,” kata wanita itu. 

Satria hanya mengangguk. Dia duduk sambil menyantap suguhan didepannya dengan lahap. Dia asyik menonton pertunjukan dangdut Electone, sehingga tidak memikirkan hal-hal mencurigakan yang terjadi di depan matanya. Ketika matanya melihat penyanyinya, dia mengernyitkan dahi. 

“Itu kan Sundari penyanyi dangdut yang sudah meninggal beberapa bulan lalu. Mengapa dia ada di sini ya?” guman hati Satria bartanya-tanya. 😕

“ah tidak mungkin... Diakan sudah meninggal dunia. Wajahnya memang mirip sih,” guman Satria. 

“Mas... kita kerumah temanku yukk, sudah malam kalau mas mau pulang, tanggung mendingan pulang besok pagi saja . Disana Mas bisa istirahat!” ujar Ana. 

“Benar juga,” bisik hati Satria. 

Kemudian Anna mengajak Satria ke rumah temannya. Mereka berjalan melewati jalan yang kiri kanan hanyalah pepohonan dan area persawahan saja. Sebenarnya, Satria tidak mengenali daerah yang dilewatinya ini, padahal dia hafal betul jalan-jalan yang ada disekitar desa tersebut. Hanya, nalurinya telah hilang tergantikan sosok wanita cantik yang ada bersamanya. 

●●●●●● 

Tiba disebuah rumah bercat putih, Ana menyuruh Satria berhenti. 

“Ini rumahnya Mas!” katanya. 

Rumah yang terlihat sangat besar bagi ukuran rumah-rumah yang ada didesa tersebut. Namun anehnya, dikiri kanan bangunan itu hanya pepohonan tanpa ada rumah tetangga yang terlihat. 

Lalu keduanya memasuki rumah itu. Cahaya dalam rumah itu terlihat remang-remang. 

“Penghuni rumah ini kemana?” Tanya Satria. 

“Di tempat pesta tadi. Besok pagi mereka pulang,” jawab Ana dengan senyum misterinya. 

“Jadi di rumah ini kita tinggal bedua?” Tanya Satria lagi dan dijawab dengan anggukan kepala Ana. 

“Duduk dulu Mas. Kita ngobrol sambil minum kopi,” ujar Ana. 

Satria hanya mengangguk. Lalu, sambil menyedu kopi Ana ganti pakaian. Satria terperangah begitu Ana muncul membawa wedang Kopi. Busana tipis tembus pandang membuat alat persenjataan Satria seperti bangkit dari kubur. Ana hanya tersenyum mengerlingkan bola matanya untuk menggodanya. 😱

“Mas ini kopinya,” kata Ana sambil duduk merapat. Tanpa malu ia sandarkan kepalanya di tubuh Satria. 

“Rambutnya bau kembang kantil,” bisik hati Satria. 

Tapi, Satria tidak mempedulikannya. Ia sama sekali tidak menaruh rasa curiga. Yang ada dalam benaknya hanyalah hasrat belaka tanpa memperdulikan keluarganya. 

“Mas!” kali ini suara Ana terdengar penuh hasrat. 

Kata-kata itu hanya sampai di situ saja. Ia lama menatap wajah Satria seperti minta sesuatu. Satria paham apa keinginan Ana. Dia sudah terkekang oleh hasrat setan, Satria lupa akan anak istri dirumah. Entah apa yang ada dipikirannya kali ini, niat ikhlas mencari nafkah untuk keluarga berganti dengan perbuatan maksiat yang membuatnya terhempas kelembah nista. 

●●●●●● 

Tapi, sebelum perbuatan mereka terlalu jauh, tiba-tiba... “Brakk!!”... Pintu rumah yang besar dan kekar terbuat dari kayu jati itu terhempas dengan keras. Angin bertiup dengan kencang dan berdiri ditengah-tengah sosok tinggi besar, berbalut kain putih dengan wajah mengerikan. 

Satria yang terkaget dengan kejadian itu wajahnya semakin pucat pasi. Tapi ketika dia melihat Ana, jantungnya seakan mau berhenti. Wajah wanita yang dikenalnya itu juga berubah menjadi mengerikan!! 😨

Bola matanya merah menandakan kemarahan yang teramat sangat menakutkan. Mulut Satria seakan terkunci dan tenggorokannya menjadi kering, belum sempat dia berpikir lebih jauh, terdengar suara dari mahkluk didepan pintu tadi berteriak, 😧

“Wanita murahan, apa yang telah engkau lakukan selama ini dibelakangku hah!!” bentak dhemit yang merupakan suami dari wanita ini. 

“Dengar baik-baik lelaki pengecut, ini adalah balas dendam dari apa yang telah kau lakukan selama ini...” Ana mencoba membela diri. 

“Heh!! Apa yang telah aku lakukan, selama ini aku keluar malam pulang pagi hanya untuk keluarga kita... Kamu tau itu!!” Pocong bertampang kasar juga mencoba menjelaskan.

“Bohong, aku tau... Kamu selama ini berkencan dengan Sundari penyanyi electone murahan itu!!” tuduhan Ana kali ini membuat wajah suaminya pucat pasi. 

“Itu fitnah... Mana buktinya, malah kau terang-terangan ada main dengan manusia terkutuk ini...” Si Pocong menyangkal, dia mencoba membalikan fakta. 

“Apa... Fitnah!? Bukan rahasia lagi dan banyak dhemit yang memergoki kau berduaan dengan Sundari dikuburan angker sana tiap malam... Masih membantah?” Ana pun tidak mau kalah sewotnya. 

Ketika pertengkaran antara Pocong dan Kuntilanak itu masih penuh ketegangan, diam-diam Satria menyelinap keluar tanpa diketahui sepasang suami istri yang bersitegang tadi. Dengan secepat kilat dia kabur dari tempat mengerikan tersebut membawa mobilnya. 

"Busyeet dah! Itu dhemit, mimpi apa semalam ya! Sampai bisa jadi begini!"

●●●●●● 

Bersamaan dengan perginya Satria, Mahluk berbungkus kain putih tersebut juga meninggalkan rumah itu. 

“Wanita murahan...!!” itu kata-kata terakhirnya sebelum menghilang dari pandangan mata Anna.

Setelah keadaan menjadi hening, Wanita ini menghempaskan tubuhnya keatas sofa. Dengan hati yang hancur dan air mata meleleh dipipinya, terucap kata lirih yang keluar dari mulutnya..... “Mas Satria... Hihihi.. 👻

🌹 Bersambung 🌹

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar