--> Skip to main content

Lensa Buram Dan Kamera Berwarna

Siapa yang tidak takut mendengar kata kematian. Semua orang pasti sedikit ciut didalam hatinya ketika mendengar kata mati atau secara kebetulan ada tetangga atau saudara yang kebetulan sedang sakaratul maut.

Potret buram tentang kematian yang dibawa oleh sekelompok orang ternyata membawa dampak serius, khususnya kepada masyarakat yang kurang memahami tentang kematian. Bukan hanya itu, masyarakat sekarang banyak yang didoktrin tentang kematian-kematian yang jelek, hingga akhirnya membuat masyarakat sedikit trauma mendengar kata mati.

Kamera Olympus

Hidup dan mati merupakan ketentuan dari Sang Pencipta yang tidak bisa ditawar. Semua itu sudah menjadi suratan takdir ketika saat anda akan ditiupkan ruh kedalam segumpal daging yang kelak akan menjadi bayi.

“Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho (Cukuplah Kematian Sebagai Pemberi Nasehat)” 

Setiap detik pasti ada orang yang meninggal dunia dan pada setiap detik juga pasti ada bayi yang baru dilahirkan. Begitulah rutinitas yang ada di dunia ini. Yang hidup akhirnya mati dan akan digantikan oleh yang baru. Manusia hidup didunia seperti anda ingin BAB, ketika dalam perjalanan dan kemudian menemukan WC umum. Setelah menyelesaikan hajat, kemudian anda meneruskan perjalanan ke tempat tujuan. 

Ya, seperti itulah makna hidup jika kita melihat dari gambaran besar perjalanan hidup anak manusia. Jika anda menggunakan kamera berwarna yang super canggih maka gambaran hidup manusia lebih mudah dimengerti dan dipahami seperti anda melihat dalam Google map, terlihat setiap nama jalan dan tempat-tempat yang anda cari.

• • • • • •

"Jangan terus melihat hidup ini dari lensa buram, cobalah sesekali lihat dari kamera berwarna"

Dr. Aidh al Qarni menulis di dalam sebuah bukunya yang cukup terkenal bertajuk ’Malam Pertama di Alam Kubur, Seorang penyair arab pernah mendendangkan syairnya :

“Aku tinggalkan tempat tidurku pada satu hari, kemudian aku tersekap membisu. Aku telah berpindah dari satu tempat menuju tempat lain. Aku berangkat pergi dari ranjang tidur dalam istanaku menuju alam lain. Kubur adalah malam pertama. Demi Allah katakanlah apa yang terjadi pada malam tersebut. Yang Allah pasti mentakdirkannya pada setiap hamba.” 

Jadi, mari renungkan bersama bagaimana perjalanan seorang manusia akan berakhir di pemakaman. Lubang tanah yang merupakan rumah jasad manusia ini menjadi pertanda, bahwa jasad manusia yang tercipta dari saripati tanah akan kembali menjadi tanah. Dan ruh manusia yang ditiupkan oleh Allah akan kembali pula kepada Allah.

Setiap orang yang takut pada sesuatu pasti akan menghindarinya, kecuali ’kubur’. Tidak ada orang yang ingin lari daripadanya melainkan dia akan datang kepadanya. Dia selalu menunggu kita tanpa jemu, dan apabila kita masuk ke dalamnya, kita tidak akan keluar selama-lamanya.

Dan anda harus bisa memetik hikmahnya dari saat ini bahwa, ketampanan, kecantikan, tubuh yang kekar, tangan yang kuat, gigi anda yang imut, lidah anda yang lembut, jemari anda yang lentik, alis anda yang cantik semuanya itu akan kembali menjadi tanah.

Silahkan anda mengingat nasib saudara kita yang kini telah dikuburkan, 

► Dahulu dia menikmati secangkir kopi dan pemandangan yang indah, kini matanya telah tertanggal.. 😫

► Dahulu lidahnya mahir bertutur kata tentang SEO dan Google Adsense, kini cacing tanah telah memakan mulutnya.. 😷

► Dahulu dia sering tertawa ketika berhasil mengcopy paste artikel orang lain, kini giginya hancur terbenam dimakan rayap.. 😥

► Dahulu sering cari trik gratisan dan gretonger kini Cambuk api dan Godam Thor di TKP memukulinya.. 😯

► Dahulu dia sering minta kunbal, kini... Sering di Kunbal malaikat tukang siksa dialam kubur.. 😓

 “Ziarahilah kubur karena ia akan mengingatkanmu kepada kematian”. (Hr Muslim). 

Mengutip dari ocehannya Kang Djack : “Banyak arwah galau dilintasan kereta api wonokromo yang gentayangan karena meninggalkan dunia tapi belum menyelesaikan urusannya didunia.

Oleh sebab itu, yang punya hutang lekas dibayar, yang punya janji cepat ditepati, yang punya salah langsung minta maaf dan, yang belum menikah lekaslah menikah, jangan sampai anda menyesal dihari kemudian 😪  

Serta, yang perlu anda ingat adalah Kematian bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan menghampiri siapa saja, jadi... WASPDALAH... WASPADALAH... !!” 

Nah, sekarang... model mati yang bagaimana yang anda impikan! Mati dengan Khusnul khotimah, Su’ul Khotimah, atau... Mati dalam pelukan Markonah (kalau siang namanya Mas Karno), tukang mangkal siang dan malam 😂

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar