--> Skip to main content

Masyarakat Manusia Vs Kera (coffee break)

Suatu ketika, Parto yang melewati pohon bambu yang rindang, bertemu dengan hantu wanita yang bernama Miss Kunti binti Amit-amit. Dengan keremangan sinar bulan 5 watt yang menambah keasyikan suasana malam jumat tersebut.

Kopi hitam dan latte

Parto seorang pemuda desa yang pemberani, gagah berwibawa dan tidak pernah takut apa pun, kecuali kepada hantu 😪

Wanita genit yang bernama Miss Kunti binti Amit-amit menyamar menjadi gadis desa dan berpapasan dengan Parto yang memang sengaja ingin digodanya.

"Hallo mas..!"

"Hallo juga..!, jawab Parto"

"Pulang kerja ya mas..?"

"I..iya..!, jawab parto sedikit bingung"

“Mas... Taukah sampeyan hal yang membedakan antara masyarakat ’Menungso’ (manusia) dengan komunitas ’Bedhes’ (kera / gorilla)...?”,bisiknya manja. 

“What's that...?”, tanya Parto dengan sedikit bingung. 

“HUMOR... mas !”, katanya mesem, 

“Kok bisa... Coba sampeyan jelaskan?”, jawab Parto dengan sedikit garuk-garuk kepala. 

“HUMOR adalah ciri khas yang ada pada masyarakat manusia. Di belahan dunia ini tidak ada yang bisa membuktikan bahwa pada komunitas ’Primata’ (kera / gorilla) ada humor, yang kita saksikan hanyalah keseriusan...” lanjutnya sembari garuk-garuk kaki dan pipinya yang gatal."

“...Masyarakat Kera dan Gorilla adalah masyarakat tanpa canda dan tawa. Kalau sampeyan masih bisa tertawa berarti sampeyan masih manusia!”, katanya lagi masih dengan senyum-senyum seperti orang telat minum obat."

"He..he.., ada benarnya juga sih. Jarang loh orang-orang yang mempunyai selera humor yang tinggi kecuali orang-orang yang tinggal di negeri Indonesia saja. Nyatanya walaupun hidup susah dan melarat, orang-orang Indonesia tetap bisa tertawa cekikikan seperti orang yang tidak punya beban !" 😅

• • • • • •

“Tapi... Bagaimana kalau sampeyan yang sering ditertawakan? Plokkk!!”, tanya Parto dengan nada agak tinggi sambil tepuk nyamuk yang mulai gerah dan berkeringat karena tidak kunjung sampai kerumahnya" 

“engg... Itu sama juga yang membedakan masyarakat awam dengan Kaum Sufi (kalau sufi dianggap sebagai kelompok minoritas ditengah mayoritas Muslim awam), juga adanya humor, yakni’ Humor Sufi’. Melalui humor kaum sufi bercerita tentang kisah-kisah yang tidak saja bisa mentertawakan diri sendiri tapi malah mampu mentertawakan seluruh kehidupan ini...”, kata Miss Kunti yang kini suaranya juga ikut tinggi. 

“...Buat kaum sufi kehidupan ini adalah sejenis senda gurau, gurauan yang tidak saja memberitahukan akan makna-makna kegenitan duniawi tapi juga berisi kejenakaan, kemesraan dan kesadaran diri yang ingin menyatu dengan-Nya”, jelasnya panjang lebar sampai-sampai Parto yang bingung sendiri dengan jawaban wanita misterius ini.

• • • • • •

Kesimpulan dari apa yang dibahas oleh Miss Kunti binti Amit-amit tersebut adalah janganlah terlalu kaku menjalani kehidupan didunia ini. Biasanya keseriusan dalam menjelaskan suatu hal malah tidak membantu seseorang untuk memahaminya. Selingi dengan humor dalam menyampaikan sesuatu malah menjadikan materi yang dibahas mudah dimengerti. 

Itulah sebabnya para setan di Indonesia memulai sesuatu dengan tertawa cekikikan!, ternyata mereka memiliki selera humor yang tinggi untuk melepaskan semua beban penderitaan! 😅

Dan tertawaan para Kuntilanak banyak disalahartikan oleh para ustad yang memang kurang akrab dengan kuntilanak tersebut. Hingga sang ustad menjadi sedikit lebay karena sebentar-sebentar mengadu kepada Tuhan untuk memohon perlindungan dari tertawaan Sang Kuntilanak tersebut. 😅

Para ustad yang kurang memiliki selera humor akan sangat kaku menjalin hubungan dengan siapa pun. Karena humor itu sendiri adalah bagian dari bahasa kemesraan dan kasih sayang.

Semoga saja masyarakat kera dan Gorilla yang ada dibumi ini bisa memulai dari sekarang untuk sedikit meniru masyarakat manusia yang memiliki selera humor.

Karena jika hidup tanpa adanya humor ibarat minum kopi tanpa gula, pahit masbro..! 😅

Terkadang menjadikan objek target bahan tertawaan bisa membawa audience suka dan mengikuti apa yang kita sampaikan, dengan catatan, dalam hal positif dan tidak sampai melanggar batas atau keterlaluan. 

Jadi intinya, kehidupan manusia tidak lepas dari tertawa. Asal jangan sampai mentertawakan orang lain. Karena bisa jadi suatu ketika kita bisa menjadi bahan tertawaan orang lain.

Baiklah semoga obrolah ringan ini bisa membantu membuka pori-pori di otak dan pipi anda yang sudah mulai lupa akan tertawa. Setelah membaca disini, ingat satu hal jangan tertawa seorang diri ya..! Karena nanti dikira orang gila. 😂

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar