--> Skip to main content

Karma Rentenir Yang Serakah

Karma adalah sebuah kata yang berarti balasan atas apa yang diperbuat. Dan ada pula yang menyebut hukum alam. Karma terjadi akibat dari sebuah perbuatan yang merupakan sebab akibat.

Pemakaman

Entah itu perbuatan baik atau buruk, keduanya akan menerima karma. Karma juga bisa diartikan sebagai sebuah balasan yang diterima akibat dari sebab yang ia lakukan sebelumnya.

Sebagai contohnya ketika anda sering bersedekah kepada para fakir miskin, sering memberi makan mereka, sering menyantuni anak yatim, maka secara otomatis karma baik akan menimpa anda.

Dan untuk lebih memahami daya imajinasi para pembaca mengenai sebuah karma, maka tidak ada salahnya jika admin mengilustrasikannya kedalam sebuah cerita, seperti kisah dibawah ini..!

• • • • • •

Suatu hari, R.M. Ubay Van Empty The Beggal, Si Tuan Takur Lintah Laut mendatangi Putra Djacka, orang yang telah pinjam Uang kepadanya... 🐙

“Kalau you tidak bisa bayar hutang-hutang you beserta bunganya dalam minggu ini, I akan sita tanah, rumah, Becak dan Kucing Jelekmu itu!!”, hardiknya tanpa basa-basi dengan mata mendelik sembari kacak pinggang. 😤

Di lain waktu... “Dik... 1/4 Tanah warisan orang tua kita itu You yang pake', sisanya dan 1 hektar kebun teh serta lapangan sepak Bola depan kelurahan, I yang ambil... Gak usah bantah, atau kamu akan celaka!!”, katanya kepada Maya, adik satu-satunya sewaktu membahas masalah warisan keluarga. 

Atau... “What...!!!, you datang kerumah I hanya untuk minta sumbangan untuk renovasi Masjid? Emang duit nyarinya tinggal nimba di septictank apa? Minggat sono!!” kali ini dia menyemprot Andi dan Cak jun, 2 Remaja Masjid yang bertugas minta sumbangan kepada orang-orang mampu di kampungnya.. 😬

Manusia yang satu ini memang terkenal Orang yang kaya raya dikampungnya. Disamping rumahnya mencapai puluhan unit, tanah yang dimilikinya mencapai ratusan hektar. Sawahnya terhampar luas, belum lagi kebun miliknya. 

Tapi, betul kata orang bijak, Sebuah ketidakjujuran, cepat atau lambat, akan menghancurkan pelakunya. 

Seperti diketahui, diantara harta benda miliknya diatas diperolehnya dengan cara yang tidak semestinya. Selain menjadi rentenir, dia juga orang yang terkenal serakah dan Pelit. Di kampungnya sendiri dia menempati peringkat pertama dalam hal, sebagai bahan omongan tetangga. 

Di akhir hayatnya, dia mengalami penyakit aneh yang tak kunjung sembuh. Hari-harinya dia habiskan di rumah saja. Dalam sakitnya dia bertingkah tidak sewajarnya. Terkadang kotorannya sendiri dia makan. 

Menjelang ajal, dia benar-benar seperti orang tersiksa. Lima hari dalam sakaratul mautnya dia merasakan tubuhnya seperti dirajam. Suatu hari, dengan tubuh setengah meronta, dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan menggigit separuh lidahnya. 

Begitu juga sewaktu penguburannya, tanah yang digali sesuai ukuran jasadnya tiba-tiba tidak cukup sewaktu mayat tersebut dimasukan kedalamnya. Ketika digali lagi untuk memperlebar ukuranya, menjadi tidak pas lagi sewaktu mayat tadi dimasukan kembali, begitu seterusnya. Akhirnya, satu-satunya jalan mayat tersebut dimasukan dengan paksa walaupun akhirnya... jasadnya terbaring dalam keadaan yang menekuk. 

• • • • • •

Well.... Cerita fiktif diatas mengingatkan saya akan kata-kata Guru Spiritual Saya, Mbah Lembu Suro : “Bila sumur mengering, kita baru mengetahui betapa berharganya Air itu, Begitulah Manusia, biasanya kita akan menyadari bahwa apa yang kita perbuat itu salah jika nafas telah sampai dikerongkongan.”. 

Jadi... Seperti tata surya yang beredar sesuai dengan garis orbitnya. Atau, seperti alam semesta yang berputar dengan segenap peraturannya. Masing-masing berjalan teratur, karena berjalan mengikuti garis edar yang ditentukan. Perjalanan hidup manusia jika tidak mematuhi aturan yang ditetapkan-Nya, cepat or lambat dia akan menanggung akibatnya.

Ingatlah bahwa karma itu berlaku pada siapa pun. Selama anda berbuat baik maka kebaikan akan selalu bersama anda. Dan jika anda suka berbuat tidak adil maka balasannya pun akan sama.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az-Zalzalah: 7-8) 

So, ingatlah terus jasad anda agar selalu berbuat kebaikan dan kebajikan. Seperti kata pepatah yang berbunyi : "Barangsiapa yang menanam angin maka ia akan menuai badai"..!

Maka setelah jasad anda dibenamkan kedalam bumi maka siapakah yang dapat menolong, selain perbuatan baik anda sendiri.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar