--> Skip to main content

Tanda-tanda Alam

Riuh ombak bergemuruh di Utara dan Selatan sudah semakin membesar. Jerit tangis ketakutan dan penyesalan bercampur menjadi satu. Mencoba mencari arti dalam ruang waktu yang tak pasti. Akan kah kita selamat dalam roda perputaran waktu..!

Senyum sungging dari dalam perut bumi dan atas langit menyaksikan peristiwa yang sedang terjadi. Walaupun mereka tahu, tapi tak bisa berbuat sesuatu. Mata-mata mereka menjadi alat bukti pendeteksi tentang apa yang sedang terjadi..!


Pasrah.. bukanlah jawaban, berdoa juga bukan merupakan jawaban. Karena pasrah dan berdoa itu ialah sebuah tindakan dari respon yang sedang terjadi. Respon adalah akting hidup dari sebuah wayang yang dimainkan oleh Sang Dalang..!

So, bagaimana akting Anda hari ini, Apakah sudah sesuai dengan peranan dalam naskah yang dibuat oleh Sang Dalang..? Peran jahat dan peran baik adalah sebuah pilihan, apakah Anda mau memerankan akting tersebut..!

Sama halnya dengan kehidupan yang Anda alami saat ini. Susah dan senang adalah bumbu kehidupan yang sudah satu paket. Karena pada hakikatnya sifat yang diciptakan Sang Pencipta sudah berpasang-pasangan. Ada baik pasti ada buruk, ada benar pasti ada salah, begitu pun dengan Anda yang saling berpasangan.

Kebenaran di muka bumi memang misterius, bukti nyata saat ini yang Anda saksikan dalam berbagai kisah di televisi, YouTube dan koran, mereka tampil membawa kebenarannya masing-masing. Apakah mereka semua benar..? Ya, benar dalam tanda kutip..!

Jika kebenaran adalah sebuah pohon yang utuh, maka kebenaran-kebenaran yang tampil saat ini hanyalah ranting-ranting dari sebuah pohon. Klaim demi klaim pun terjadi, memperebutkan tentang arti sebuah kebenaran. Perselisihan tentang makna kebenaran terjadi karena ada sesuatu yang hilang..!

Sesuatu yang hilang inilah yang merupakan pemersatu dari semua kebenaran. Jika gambaran pohon adalah sebuah kebenaran, maka akar pohon adalah sebuah kasih sayang. Kasih dan sayang membuat pohon menjadi besar dan membuat cabang dan ranting nya menjadi kuat.

Jadi, bisa kita tarik sedikit kesimpulan bahwa kita semua sudah kehilangan kasih sayang, sehingga membuat kita saling berselisih tentang makna kebenaran. Sedangkan kasih sayang yang merupakan pondasi dasar sudah kita lupakan.

Jika kita saling berkasih sayang, tentu kita akan saling memahami satu sama lain, saling mendukung dan tidak mengklaim diri sendiri yang paling benar. Sampai disini saya rasa Anda semua sudah paham. Jika belum paham juga, ngopi dulu biar rileks..! ☕ 🤭

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar