--> Skip to main content

Kedatangan Ujian Hidup

Di saat ujian hidup itu datang menghampiri, terkadang sebagian dari kita banyak mengeluh, mudah terbawa perasaan bahkan kita bisa menjadi sangat sensitif terhadap suatu hal. Hal demikian tentu pernah Anda rasakan dan mungkin Anda pasti sangat terpukul jika mengingat-ingat akan kenangan tersebut.

Nah, jika dibandingkan dengan keadaan Anda saat ini, apakah lebih baik atau malah sebaliknya. Karena mengevaluasi suatu keadaan diri merupakan bagian dari rangka bersyukur. Jika saat ini Anda sehat wal Afiat maka sudah selayaknya Anda bersyukur. Dan bila keadaan saat ini Anda kurang sehat maka cobalah untuk belajar bersyukur lewat keadaan yang Anda derita saat ini.


Rasa syukur saat diberi kebahagian dan ujian memang sangat berbeda rasa, tapi jika kita bisa mensyukuri keduanya dengan baik, maka itu menandakan bahwa Anda adalah hamba Tuhan yang mengerti tentang makna bersyukur. Seperti halnya yang dialami oleh Satria, seorang juragan plastik yang kehidupannya penuh dengan lika-liku hidup.

Entah setan apa yang merasuki Satria hari Minggu kemarin, tidak seperti biasanya Satria seharusnya berkumpul bersama anak dan istrinya, ia malah menemui janda montok dan bahenol di kampung Jengkol yang ia temui saat nonton dangdut bulan kemarin.

Setiap kali Satria pulang kerumahnya ia selalu gelisah, selalu terbayang-bayang senyuman janda tersebut yang seolah-olah memanggil-manggil dirinya untuk datang. Bukan hanya itu, Satria pun mulai mengalami halusinasi dan bengong sendiri. Nafsu makan yang mulai menurun, dan 3 bulan kemudian berat badannya pun turun drastis.

By the way, saat kejadian sudah berlangsung seperti ini, apakah kita baru mengingat Sang Pencipta, dan dikala sehat kita selalu lupa, kita hanya asyik menikmati hidup dengan teman-teman kita, kita asyik dengan pekerjaan kita, kita asyik berbelanja keluar masuk supermarket, kita asyik dengan keluarga kita. Dan bahkan bisa jadi saat teman membutuhkan pertolongan, kita memandang dengan sebelah mata.

Hai manusia..! Tiada berlalu dari hidupmu sehari-hari, melainkan rezeki-KU datang padamu tepat pada waktunya. Sebaliknya tiada berlalu setiap malam, melainkan datang Malaikat yang mulia, melapor pada-KU dengan membawa catatan amal perbuatanmu yang buruk. Kamu makan rezeki-KU, namun nyatanya kamu melanggar perintah-KU , kamu berdoa memohon pada-KU, AKU kabulkan untukmu, kebaikan-KU senantiasa turun padamu, sedang keburukanmu selalu naik kehadirat-KU. Senikmat-nikmatnya pelindung adalah AKU, dan seburuk-buruknya hamba adalah kamu. AKU malu padamu, kamu tidak mempunyai malu pada-KU. Kamu melupakan AKU, selalu mengingat yang selain AKU, dan kamu takut pada manusia, tidak ambil peduli, menganggap ringan siksa-KU, murka-KU. (Hadis Qudsi)

So, jika Anda paham tentang isi hadis Qudsi diatas, maka hati kecilnya akan gemetar dan memiliki rasa malu. Apakah kamu masih bangga dengan pekerjaanmu, masih bangga memiliki teman banyak, masih bangga memiliki istri dan anak-anak yang banyak, ingat satu hal my friends..! Itu semua akan tidak berarti jika Al-maut telah datang menghampiri.

Oleh karena itu sebelum itu semua terjadi, mari kita selalu bersyukur dan mengingat Tuhan, mau belajar walaupun usia kita telah lanjut, mau membantu sesama saat orang lain membutuhkan pertolongan, mau bersedekah di saat susah maupun senang, dan yang perlu di ingat selalu belajar memperbaiki tingkah laku baik dari perkataan maupun perbuatan.

Well, saya rasa cukup sampai disini tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pengingat kembali pelajaran-pelajaran masa silam yang sudah mulai luntur di kepala kita. Jaga selalu tali persaudaraan, karena kita semua keturunan Nabi Adam AS dan Ibu Hawa.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar