--> Skip to main content

“Pesan dari Negeri Shaleem Republican Mali”

Malam itu terasa begitu hening. Suara jangkrik di kejauhan seperti mantra yang menuntun jiwa menuju kedalaman yang tak bernama. Di ruang meditasi yang sederhana, aku duduk bersila dengan napas teratur, merasakan setiap hembusnya membawa kedamaian yang perlahan menenggelamkan kesadaran duniawi. Dalam keheningan itu, batas antara sadar dan tidak sadar seolah lenyap, dan aku terseret perlahan ke dalam arus cahaya yang lembut namun kuat.



Tiba-tiba, aku berada di suatu tempat asing. Langitnya pucat keemasan, tanahnya lembut seperti pasir yang hidup, dan di kejauhan tampak bayangan bangunan tinggi menyerupai menara kristal. Udara di tempat itu berbeda—tenang, tapi terasa penuh energi. Aku tahu, ini bukan dunia biasa. Ada sesuatu yang memanggil, sesuatu yang menunggu untuk ditemukan.

Dalam langkah yang pelan, aku berjalan tanpa arah pasti, hanya mengikuti suara hati yang bergetar lembut. Hingga pandanganku jatuh pada sebuah benda di tangan kanan: sebuah dompet kulit berwarna coklat tua, seperti milikku di dunia nyata. Entah bagaimana dompet itu bisa ada di sini. Rasa penasaran mendorongku untuk membukanya.

Saat resleting terbuka, sebuah cahaya lembut keluar dari dalamnya, memancar namun tidak menyilaukan. Di dalamnya, terdapat beberapa lembar uang kertas berwarna merah muda—tampak seperti uang seratus ribuan rupiah. Namun yang membuatku terdiam adalah tulisan di setiap lembarannya. Di bagian atas uang itu tertulis jelas: “Shaleem Republican Mali.”

Aku menatap tulisan itu lama. Hati bergetar antara kagum dan heran. Uang itu terasa begitu nyata, seolah mengandung sesuatu yang lebih dari sekadar nilai duniawi. Saat jemariku menyentuhnya, sebuah getaran hangat menjalar ke seluruh tubuh—menenangkan sekaligus membangkitkan kesadaran baru. Aku merasa seperti sedang memegang pesan dari dunia lain.


Kemudian angin berhembus pelan, membawa bisikan samar,


> “Shaleem adalah kedamaian yang telah kau tanam, dan Republican Mali adalah kerajaan batin yang kini telah kau temukan.”


Bisikan itu lenyap seperti kabut tersapu sinar mentari. Tapi maknanya menancap dalam dada. Aku baru sadar, tempat asing ini bukanlah dunia di luar diriku, melainkan dimensi batin yang terbuka lewat keheningan meditasi. Dompet itu adalah simbol diriku sendiri—wadah segala nilai, pengalaman, dan keyakinan. Sedangkan uang dengan tulisan aneh itu melambangkan energi kehidupan dan kelimpahan batin yang kini mulai menyala di dalam.

“Shaleem” berarti damai, utuh, dan selamat.

“Mali” dalam beberapa bahasa Afrika berarti kekayaan.

Jika digabung, Shaleem Republican Mali seakan berbicara tentang “Kerajaan Damai yang Kaya di Dalam Diri.”

Bukan kerajaan materi, melainkan kerajaan kesadaran—tempat di mana setiap jiwa menemukan keseimbangan antara dunia lahir dan dunia batin.

Aku menutup dompet itu perlahan, dan saat menengadah, pemandangan di sekitarku mulai berubah. Langit keemasan menjadi lebih terang, dan dari kejauhan terdengar suara gemericik air, seolah mengalir dari sumber yang suci. Hatiku diliputi rasa syukur yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Aku tahu, ini bukan sekadar mimpi, tapi pengalaman jiwa yang membawa pesan penting: bahwa segala bentuk kekayaan sejati berawal dari kedamaian dalam diri.

Begitu aku membuka mata kembali di dunia nyata, tubuhku masih terasa ringan. Nafas mengalun pelan, seperti habis melewati perjalanan jauh tapi penuh makna. Sejak malam itu, ada perubahan halus dalam diriku. Suara hati menjadi lebih jernih, rasa gelisah perlahan hilang, dan setiap langkah terasa lebih mantap.

Kini aku menyadari, mimpi itu adalah simbol dari perjalanan spiritual yang sedang berlangsung. Bahwa setiap meditasi, setiap diam, bukanlah kehampaan—melainkan gerbang menuju ruang batin yang luas. Di sanalah aku menemukan “Shaleem”, kedamaian yang tak tergoyahkan, dan di sanalah pula aku memahami “Republican Mali”, kerajaan kecil yang ternyata telah lama berdiri di dalam jiwa, menunggu untuk disadari.

Kadang, pesan semesta tidak datang melalui suara keras, tapi lewat simbol lembut dalam mimpi. Dan hanya hati yang tenanglah yang mampu menangkap artinya.

Kini, setiap kali aku bermeditasi dan menutup mata, aku teringat kembali cahaya dari uang bertuliskan “Shaleem Republican Mali” itu. Sebuah pengingat bahwa kekayaan batin sejati tidak bisa dicuri, tidak bisa rusak, dan tidak akan pernah hilang—selama kita menjaga kedamaian di dalam diri.

Dan mungkin… di suatu tempat di antara dunia sadar dan tak sadar, negeri Shaleem itu benar-benar ada, menunggu jiwa-jiwa yang siap pulang ke kedamaian. 🌙

Newest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar