--> Skip to main content

Portal Dimensi Menuju Candi Cahaya: Kisah Meditasi yang Tak Terlupakan

Pagi itu terasa berbeda dari biasanya. Udara begitu lembut, seolah alam pun mengajak untuk diam dan menyelam ke dalam diri. Dengan secangkir kopi yang masih mengepulkan aroma hangat, aku duduk bersila dan memejamkan mata. Tak ada niat apa pun selain berserah, membiarkan kesadaran hanyut ke dalam keheningan.



Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Dalam hening itu, perlahan muncul cahaya berputar di depan pandangan batin. Cahaya itu semakin besar, membentuk pusaran halus seperti portal yang hidup — bukan menakutkan, tapi memancarkan ketenangan yang aneh. Dan tiba-tiba, tanpa terasa, aku seperti tersedot masuk ke dalamnya.

Ketika mataku "terbuka" kembali di sisi lain, aku berada di tempat yang sama sekali berbeda. Udara di sana beraroma bunga, langit biru muda tanpa batas, dan di hadapanku berdiri sebuah candi megah yang mirip Borobudur. Hanya saja, candi ini punya sesuatu yang unik — di sekelilingnya mengalir kolam bening berisi ikan mas warna-warni yang menari di bawah cahaya lembut matahari.

Langkah kakiku terasa ringan, seolah setiap tapak tanah di sana mengenalku. Aku berjalan mengelilingi candi itu, mendengar bisikan halus angin yang seperti berbicara dalam bahasa jiwa. Semakin lama, rasa tenang meresap ke dalam dada — bukan tenang yang kosong, tapi tenang yang penuh makna.

Aku melihat dengan penuh kekaguman bagaimana candi itu seakan hidup, menyimpan rahasia ribuan doa. Batu-batunya berkilau samar, seperti menyimpan cahaya dari dimensi lain. Aku terus berjalan hingga akhirnya sampai di titik tertinggi — dari sana, pemandangan terbentang luas. Kolam berkilau, ikan menari, dan candi berdiri tegak di tengah cahaya lembut yang mengelilinginya.

Saat itulah aku sadar… tempat ini bukan sekadar ruang fisik. Ini adalah kuil di dalam diriku sendiri — manifestasi dari batin yang damai, jernih, dan seimbang. Portal yang terbuka tadi bukanlah pintu menuju dunia lain, melainkan gerbang menuju kesadaran yang lebih tinggi.

Candi itu melambangkan perjalanan menuju pencerahan, dari dasar kehidupan yang penuh cobaan hingga ke puncak ketenangan sejati. Sedangkan kolam berisi ikan mas warna-warni melambangkan kelimpahan energi positif, keberlimpahan spiritual yang mulai tumbuh saat hati berada dalam harmoni.

Aku terdiam lama di sana, hanya menikmati getaran damainya. Rasa takjub dan syukur menyatu, seolah semesta sedang memeluk jiwa ini dengan kasih yang lembut. Dan perlahan, dunia di sekeliling memudar, hingga aku kembali sadar di ruang tempatku bermeditasi.

Secangkir kopi di meja masih hangat. Tapi hatiku kini terasa berbeda — lebih ringan, lebih jernih. Mungkin, pengalaman tadi hanyalah perjalanan batin. Tapi bagiku, itu nyata: suatu pesan bahwa kedamaian sejati tak perlu dicari di luar sana, karena ia selalu ada di dalam diri sendiri.

Sejak saat itu, setiap kali aku bermeditasi, aku selalu teringat pada candi bercahaya dan ikan-ikan mas yang menari di kolamnya. Sebuah simbol bahwa di dalam diam, ada dunia yang luas — dunia yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang berani tenang. 🌿

Newest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar